Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN MALAM: "VALENTINES DAY : HARI PEMAKNAAN CINTA"


Inno Ngutra


Teman-teman terkasih, terutama kawula muda di mana saja Anda berada. Tentunya, malam ini sampai esok Anda akan membuat kegiatan-kegiatan yang bertemakan cinta untuk memaknai hari "Kasih Sayang" atau lazimnya di sebut "Valentines Day." Cinta adalah bahasa dan pengalaman universal yang tak pernah dapat dibatasi oleh umur dan situ...asi para pencinta. Cuma sekedar mengajakmu untuk melihat bagaimana orang lain memaknai cinta mereka, maka izinkanlah aku hadir di hari penuh kasih sayang ini dengan berbagi kisah cinta yang kutemukan di suatu saat ketika bepergian ke kampus dengan kereta api.

Inilah kisahnya:

"KETIKA CINTA BERSEMI"

“Tangan kanan mungilnya bergelayut mesra di lengan suaminya,
kakinya mengayun cepat sambil mengikuti irama langkah sementara
mata semua penumpang tertuju kepada pasangan mesra itu.
Beberapa pemuda yang sebelumnya duduk santai pada kursi kereta,
berdiri tanpa kata memberikan kesempatan kepada pasangan romantis ini untuk mendapatkan tempat duduk sambil merajut kasih menikmati indahnya cinta”


Memasuki station ketiga, ketika pintu kereta terbuka sebagai tanda penumpang akan keluar dan masuk, tiba-tiba munculnya pasangan dengan tingka laku yang telah kugambarkan di atas. Setelah tempat duduk mereka dapatkan, kemesraan mereka semakin menjadi pusat perhatian. Betapa tidak, sang suami memeluk badan istrinya dengan tangan kirinya sementara jari-jari tangan kanannya membelai mesra rambut hitam lebat sang istri, dan sesekali sang suami mendaratkan ciuman mesra pada dahi dan bibir istrinya. Dunia ini seakan milik mereka berdua. Telinga orang-orang di sekitarnya mencoba menangkap pembicaraan mereka sementara mata tetap memandang kelakuan dua sejoli ini dengan iri.

Gambaran kisah di atas pasti akan menjadi sesuatu yang lumrah jika yang melakukannya adalah pasangan normal, atau muda-mudi yang mana telah menjadi pengalaman umum bagi orang-orang muda Filipina. Memeluk erat pasangan dan mencium kening dan bahkan bibir bagi orang muda Filipina adalah sesuatu yang biasa, yang bisa Anda temukan di tempat-tempat umum, seperti di jalan, mobil, kereta, station, pasar, tempat rekreasi, dan lain sebagainya. Kisah itu menjadi luar biasa dan membuat aku merenung sepanjang hari karena kedua sejoli itu adalah DUA ORANG BUTA. Rasanya aku mau menghampiri dan mengambil foto mereka dan nantinya mengirimkan kepada Anda sekalian, tapi aku percaya bahwa Anda bisa membayangkan seperti apakah orang buta itu. Dari sepintas pandang, sang suami mungkin mengalami kebutaan pada sebelah matanya, namun aku pastikan bahwa sang istri mengalami buta total pada kedua matanya.

Perjalanan hari ini bersama teman-teman sepertinya hanya ragaku yang hadir di sana sementara pikiran dan hatiku terbuai dalam renungan panjang tentang kisah dua orang buta di pagi ini, khususnya pada kehadiran mereka yang telah mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan yang kini telah hilang dan dipaksa dihilangkan oleh orang-orang yang menyebut diri sebagai orang normal, pintar, bijaksana dan beragam gelar kehormatan lainnya yang melekat pada diri orang moderen. Mungkin bagi para penumpang lain, apa yang ada di hadapan mata, yang dilakukan oleh dua orang buta itu, adalah sesuatu yang biasa, namun bagiku apa yang mereka tampakkan dalam kereta api di pagi ini adalah sebuah kebenaran tentang “cinta, kesetiaan, pengorbanan, kejujuran, dan di atas segalanya, apa yang dianjurkan oleh Gereja bagi umatnya untuk direnungkan tentang cinta sungguh mendapatkan maknanya dalam kisah dua orang buta ini.

Dengan terkirimnya cerita pendek ini kepadamu sebagai sahabatku, maka aku hanya berharap semoga Anda pun belajar memaknai kata dan tindakan cintamu setiap hari.

Orang bilang; kesetiaan itu sesuatu yang sulit tapi dua orang buta itu menunjukkan bahwa cinta suci antar mereka telah memungkinkan bahwa kesetiaan itu telah bertumbuh subur di dalam hubungan mereka. Demikianpun sebaliknya terjadi bahwa karena mereka saling setia maka cinta itu menjadi mungkin.

Ketika orang bertanya; kenapa mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dalam hubungan suami-istri atau panggilan mereka sebagai romo dan suster maka dua orang buta itu lewat kemesraan mereka di dalam kereta api itu, telah membuktikan bahwa kebahagiaan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dari dalam diri kita masing-masing. Dengan demikian, kebahagiaan hidup tergantung pada bagaimana kita mampu mengolah segala sesuatu yang berasal dari luar menjadi sumber kebahagiaan. Karena itu, sumber kebahagiaan bukanlah apa yang bisa masuk atau apa yang bisa kita terima, melainkan apa yang bisa kita hasilnya dari dalam jiwa kita.

Ketika orang bertanya bahwa kenapa kesuksesan dalam hidup sulit digapai maka dua orang buta itu telah membuktikan bahwa kesuksesan bukan tergantung pada berapa banyak materi yang Anda miliki melainkan pada bagaimana Anda mampu mengolah sekecil apapun apa yang Anda miliki dan menikmatinya.

Ketika banyak orang normal tidak bisa berbuat sesuatu untuk memaknai hidup dalam setiap moment maka kedua orang buta itu telah menunjukkan bagaimana hidup itu menjadi indah karena mereka tak pernah membiarkan sedetikpun berlalu tanpa arti atau tanpa memaknainya.

Dengan demikian, aku hanya berharap bahwa setiap dari Anda sekalian tidak memandang kegagalan, kelemahan, kekurangan dan problem apa pun dalam hidupmu sebagai akhir dari segalanya. Hidup ini terlalu singkat untuk ditangisi, terutama jika problem menghadang. Kedua orang buta itu, walaupun mempunyai keterbatasan dalam fisik, namun telah melewati semuanya itu dengan cinta dan kesetiaan satu dengan yang lain. Justru ketika mereka mampu setia dan saling mencintai maka kebahagiaan hidup tidaklah mereka gantungkan di langit tinggi nan jauh di mana mata hanya dapat memandang namun daya tak mampu menggapai, tetapi kebahagiaan itu adalah bagaimana menerima dan memaknai setiap peristiwa yang hadir dalam hidup kita. Kesetiaan dan cinta bila telah menjadi sikap hidup maka kebahagiaan dan kemesraan hubungan antar pribadi tidaklah menjadi sesuatu yang jauh yang tak terjangkau, melainkan ia akan menjadi pengalaman nyata karena sesungguhnya Andalah yang menentukkan apakah Anda bahagia atau tidak bahagia.

Marilah kita berjuang untuk menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain di sisa hidup kita. Kalau kehadiran, kata-kata dan perbuatan kita dapat menjadi sumber kebahagiaan orang lain, mengapa kita tidak rela melihat dan membiarkan orang lain; suami/istri, anak-anak, dan sabahat kenalan kita menikmati kebahagiaan itu?

Bukankah kebahagiaan mereka adalah kesenangan jiwamu?

SELAMAT MENYONGSONG DAN MERAYAKAN HARI KASIH SAYANG.

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Follow Us