Kamis, 07 Juli 2011

AKU MENCINTAI YESUS KARENA KELEMAHAN-NYA




Kelemahan Ketiga; “YESUS TIDAK TAHU LOGIKA”

Seorang wanita memiliki 10 coin dan kehilangan satu. Dia menyalahkan lampu dan pergi mencarinya. Setelah menemukannya, ia memanggil teman-teman dan tetangganya dan mengatakan kepada mereka; “Bergembiralah bersamaku, sebab saya telah menemukan coinku yang hilang” (Luk.15:8-9).

Adakah di sana sesuatu yang logis untuk memanggil teman dan tetangga untuk bergembira hanya karena ia telah menemukan satu buah coinnya yang telah hilang? Bukankah pesta dengan teman-temannya harganya bukan hanya melebihi satu coin tapi bahkan bisa menghabiskan 10 (semua coinnya?) Mungkin tepatlah kita renungkan kata-kata ini; “Hati memiliki alasan-alasan yang mana mereka (alasan-alasan) itu sendiri tidak tahu.”

Meskipun demikian, Yesus telah menjelaskan tujuan ketidaktahuan-Nya tentang logika (sesuatu yang logis) ketika Ia berkata; “Aku berkata kepadamu bahwa akan ada suka cita yang besar di Surga dari para malaikat karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Luk.15:10)

Kalau Anda merenungkan bagaimana segala sesuatu yang logis, segala perhitungan manusia hancur di hadapan-Nya, karena cinta-Nya yang berkobar-kobar untuk mendekapmu dalam hati-Nya, maka hanya satu hal yang pasti bagimu engkau tidak memiliki alasan untuk tidak bersyukur kepada-Nya. Inilah alasannya juga mengapa setiap kali memberi nasehat kepada para peniten yang datang membawa daftar dosa-dosa mereka yang tertulis dalam sebuah kertas, aku selalu membalikkan kertas itu dan mengatakan; “Lihatlah, engkau berdosa dan mengingatnya sehingga menulisnya di atas kertas dengan tinta hitam, tapi Allah sendiri tidak mempunyai pena dan pencil untuk menuliskan dosa-dosamu di atas kertas-Nya yang putih ini. Kendatipun Ia memiliki kertas, pena dan pensil tapi Ia takan membiarkan tangan-Nya menggenggam pena atau pensil itu dan mulai menulis dosa-dosamu satu persatu di atas kertas putih-Nya.” Sama seperti Ia menciptakanmu dalam keadaan suci, Ia memeliharamu, dan betapa rindu hati-Nya jika suatu saat engkau kembali kepada-Nya sama seperti saat engkau tercipta oleh-Nya.

Karena itu kawan, baiklah kita menulis di atas kertas putih hidup kita dengan tinta yang terang bukan tentang banyaknya dosa kita yang telah kita lakukan melainkan sekecil apa pun perbuatan baik yang Anda lakukan, itulah yang diingat oleh Allahmu. Dosa menghancurkan relasi kita dengan Allah, tapi Allah tidak selamanya membiarkan si iblis memiliki jiwamu. Rahmat pertobatan telah dikaruniakan kepadamu. Hati-Nya yang maharahim tetap terbuka untukmu, maka semoga sisa hidup kita adalah gerakan kembali untuk menjadi suci sama seperti saat kita tercipta ke dunia ini. Benarlah ungkapan cinta-Nya padamu; “Akan ada suka cita besar di Surga bila saja engkau mau bertobat saat ini dan kembali kepada-Nya.”

Ingatlah akan kata-kata Yesus kepada Sta. Faustina; “Sebelum Aku datang dengan penghakiman-Ku, Aku ingin kalian masuk melalui pintu kerahiman-Ku.” Dengan kata lain, Ia akan menghukum kita, tapi cinta-Nya kepada kita selalu memberi jalan bagi kita untuk bebas dari hukuman-Nya, yakni kerahiman yang ditawarkan kepada kita sebagai jalan untuk terbebas dari hukuman-Nya.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Follow Us