Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN MALAM: "MULAILAH BERDOA"


Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,

Tidak bermaksud mengajarimu tentang bagaimana cara berdoa tapi rasanya pertanyaan tentang bagaimana cara berdoa dengan baik selalu menjadi kesulitan banyak orang. Kadang kita cenderung untuk untuk menilai sebuah doa itu mujarab atau tidaknya tergantung pada pengabulannya, dan bukan pada semakin membuat s...ang pendoa dekat dengan Allah, Bapanya. Pasti tulisan ini tidak membahas tuntas tentang apa yang menjadi kesulitan di atas tetapi lebih menyoroti tentang “bagaimana seseorang dapat berdoa.”

“Mulailah berdoa,”  sebagai judul tulisan pendek ini hanya mau mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah melihat siapa yang berdoa tapi dari motivasi si pendoa itu sendiri. “Doa adalah sentuhan kasih antara si peminta dengan Sang Pemilik apa yang dimintakan.”



“MULAILAH BERDOA”


Tadi, setelah posting renungan pagi yang agak terlambat karena kondisi udara yang sedikit berawan tebal dan sepertinya mau hujan....hehehe...berita ramalan cuaca kali...cuma mau mengatakan signal parah di langit Manila, saya membaca di inbox sebuah permintaan dari seorang ibu seperti ini:

Pagi pak Inno,  salam sejahtera; pak bisa tolong saya kan? begini tadi pagi saya dapat pesan dari pak Fredz Ichan, beliau lagi dirawat di RS, bapak bisa kan tulisin doa supaya pak Fredz cepat sembuh, tolong ya pak.  tolong tulisin di group rohani, makasih ya pak. TUHAN MEMBERKATI.

Langsung saja aku membalasnya;  Emangnya tampangku seperti pa Ustad sampai dipanggil pa Inno....hehehe..canda aja.

"Ibu yang terkasih...terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadaku untuk maksud itu.  Gini, Tuhan tidak membutuhkan keindahan kata-kata kita dalam sebuah doa atau ketika seseorang sedang berdoa. Doa yang paling mujarab adalah ketika Anda mulai berdoa dengan kata-kata  sendiri, karena itu pasti lahir dari jeritan hatimu saat itu yang dilandasi dengan iman.

Karena itu, saran saya...lebih baik ibu undang teman-teman dan pergi mengunjungi bapak itu dan mulailah berdoa dengan kata-kata sendiri, dan itu pasti lebih mujarab daripada mengharapkan sebuah susunan doa dari hamba yang hina dina ini. Lagian, aku tidak tahu group yang ibu maksudkan."

Sayang, ibu itu tak membalasku lagi sehingga tanya jawab pun berhenti di situ. Maaf, ya ibu bila permintaanmu padaku tidak terkabulkan, tapi sungguh aku yakin bahwa “ketika Anda mengikuti saranku maka Allah, Bapamu pasti mendengarkan dan mengabulkan jeritan hatimu.”

Tentunya tidak ada yang salah ketika orang lain meminta bantuan kita untuk mendoakan maksudnya atau untuk kesembuhan dan maksud apa pun dari orang lain, teman dan sahabat kenalannya. Mengapa? Karena permintaan seperti ini selalu dilandasi oleh sebuah kepercayaan dari pihak yang meminta kepada mereka yang diminta bantuannya untuk berdoa. Dan, kebiasaan umat Katolik selalu datang kepada para romo dan suster untuk meminta bantuan doa mereka. Sedikit menyentil lagi ni; “Sedangkan melalui para romo dan suster yang sudah pasti ada dosa saja Anda meminta bantuan doa mereka, lalu apa yang kamu ragukan atau mendengar keraguan orang lain ketika orang Katolik berdoa memohon bantuan seorang wanita kudus seperti Maria, yang adalah ibu Tuhan sendiri?” Dan, inilah yang sementara diperjuangkan oleh para pencinta Maria di seluruh dunia untuk meyakinkan Paus dan para uskup untuk segera memaklumkan dogma kelima tentang Maria sebagai Bunda Pengantara Segala Rahmat (Maria Mediatrix) Ini pasti memakan waktu yang cukup panjang tapi apa yang tidak mungkin jika Yesus menghendaki sebuah penghargaan dari manusia kepada Bunda-Nya? Wow...udah jauh kan? Kembali ke laptop....Kembaran Tukul kali.

Jika malam ini aku datang kepadamu dan mengajakmu untuk merenungkan tentang bagaimana cara berdoa yang baik maka aku selalu yakin bahwa setiap orang tanpa diajar pun sudah memiliki kontak batin dengan Penciptanya. Ingatlah tentang si pengemis dan kotak yang dipikulnya selama bertahun-tahun tapi ia sendiri tidak sadar bahwa di dalamnya ada emas murni sampai ada orang asing yang menunjukkan bahwa itu emas barulah ia sadar bahwa apa yang dipikulnya selama ini adalah emas (kutipan dari buku “The Power of Now” karangan Eckhart Tolle). Demikian pun, untuk dapat tahu berdoa, ilmu dan ajaran orang lain hanyalah sarana pendukung, tetapi Andalah yang harus memulai berdoa. Dengan kata lain,  “Anda hanya bisa tahu berdoa ketika Anda mulai berdoa.”  Demikianlah jawaban  dari Sr. Briege Mckenna kepada para romo, peserta retret para imam yang difasilitasi oleh komunitas romo Yohanes di Cikanyere Lembah Karmel tahun 2005, yang  sungguh luar biasa itu.

Sama seperti apa yang kuyakinkan kepada ibu yang bertanya kepadaku tadi pagi maka malam ini dalam nada yang sama ingin kuyakinkan kepadamu sebagai saudaraku bahwa“setiap orang adalah pendoa ulung di hadapan Allah, Bapa kita.” Sungguh, Tuhan tidak pernah melihat apa jabatanmu dan statusmu tapi Ia selalu menyelidiki setiap hati yang berdoa. “Bukankah doa orang benar sangat besar manfaatnya?” Apakah Anda bukan orang benar sehingga doa-doamu belum terkabulkan? Tidak, saudaraku! Anda adalah seorang pendoa karena itulah yang menghubungkan Anda sebagai ciptaan dengan Allah sebagai Penciptamu. Tapi, Yesus saudara kita telah meyakinkan kita tentang sesuatu yang indah dalam “Doa Agung” yang diajarkan-Nya kepada kita untuk selalu membuat yang terbaik bagi saudara kita bila kita ingin mendapatkan sesuatu dari Bapa. (Rasanya tidak perlu lagi dijelaskan di sini). Demikian pun dalam menilai dua orang yang datang ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu orang Farisi dan yang lain pemungut Cukai, Allah sungguh melihat dan mendengar doa yang keluar dari kedalaman jiwa seseorang dan bukan karena ucapan manis di bibir kita. Sebab sesungguhnya Ia telah mengingatkan kita ketika Ia menegur bangsa Yahudi dengan berkata; “Umat ini memujiku dengan kata di bibir tapi hati mereka penuh iri dan dendam.”  Ingatlah ini saudaraku; “Mintalah dan kamu akan diberi; Ketuklah maka pintu akan dibuka; Carilah dan kamu akan mendapat,”  sungguh menjadi sebuah janji yang akan ditepati dari pihak Allah, tapi tolong penuhilah apa yang diminta sebagai syaratnya; “Jika engkau mempersembahkan sesuatu di altar dan engkau ingat bahwa ada sesuatu yang masih terganjal di hati dengan saudaramu maka pergilah menyelesaikannya alias berdamai dengannya, dan kemudian datanglah dan persembahkanlah persembahanmu, maka pasti Bapamu akan menerimanya.” Hanya mau mengatakan bahwa “banyak orang ketika berdoa selalu fokus pada tujuan, pada apa yang diminta dengan harapan agar secepatnya dikabulkan, tetapi mereka enggan untuk memenuhi syarat yang dimintakan agar sebuah doa dikabulkan.” Masakan Anda tidak pernah menanam padi di sawah, tetapi pada masa panen Anda menuntut si petani memberi kepadamu beras? Berlaku adillah, saudaraku!

Karena itu, bila sekarang Anda telah yakin bahwa selain orang lain bisa mendoakan atau meminta sesuatu dari Allah untukmu, maka sekarang percayalah bahwa Anda sendiri pun dapat melakukannya bahkan lebih baik, karena doa seperti itu selalu lahir dari jeritan hatimu yang sangat jelas di Telinga dan Hati Allah. Yesus telah mengingatkan saudara dan aku bahwa “banyak orang karena keraguannya maka belum bahkan tidak mendapatkan apa yang mereka minta dari Sang Bapa.”  Karena itu, mintalah seperti para murid kepada Yesus; “Tuhan, tambahkanlah iman kami.” Biarlah iman kami sebesar biji sesawi kalau pun itu bisa agar bukan kami mampu memindahkan pohon dari gunung dan menumbuhkannya di laut tapi agar kami semakin memindahkan hati yang ragu, cemas dan takut ke dalam pelukan-Mu yang mesra, aman dan damai. Karena itu, bila Anda telah berdoa maka inilah yang perlu Anda lakukan seperti kata peratap; “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.”(Rat 3:26)


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Follow Us