Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN MALAM: "TUNJUK AKSI RENGGUT NYAWA"


Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat;

Melakukan sebuah aksi untuk membantu orang lain yang didorong oleh motivasi yang murni, tentunya bukan hanya menjadi sebuah perbuatan baik, tetapi lebih dari itu adalah sebuah keutamaan hidup. Masalahnya akan sungguh lain jika, perbuatan baik atau  “tunjuk aksi” hanya didorong oleh keinginan untuk diliha...t dan pipuji orang.

"Tunjuk Aksi Renggut Maut” hanyalah sebuah kisah gejolak anak muda sekarang, yang atas cara lain mau mengajarkan kita tentang nilai “kejujuran diri.” Ceritanya tidak persis mengatakan tentang nilai kejujuran tapi refleksi di balik kisahlah yang harus mampu Anda tangkap untuk terapkan dalam situasi yang berbeda dalam kehidupanmu.


“TUNJUK AKSI RENGGUT MAUT”

            Perjalanan dari bandara ke paroki di mana akan saya tinggal dan melayani, melalui jalan raya yang lebar dan tertata rapih dengan lampu penerang sepanjang jalan yang membuat dini hari kemarin sungguh menjadi sebuah pemandangan yang indah. Tiba-tiba teman romo Malaysia berseru; “Inno, coba lihat aksi anak-anak muda itu?”Aku menjawabnya; “kenapa kawan?” Anak-anak muda itu sungguh keterlaluan, demikian komentarnya. Ada 4 pemuda Malaysia melaju dengan kecepatan tinggi di jalan lebar itu sambil mengendarai motor honda mereka dengan cara posisi tidur di atas badan motor. Mesin motor dikontrol hanya dengan kedua tangannya sedangkan kaki mereka terlentang mengikuti posisi tempat duduk ke arah belakang. Ya, kegiatan seperti ini tentunya menjadi kebanggaan orang-orang muda karena mereka menunjukkan kebolehan dan ketangkasannya dalam hal mengendarai motor tapi sungguh menjadi sesuatu yang menakutkan bagi orang tua atau setidak-tidak mereka yang takut. Sebagai komentar balasanku kepada teman romo itu, aku hanya menjawab; “Iya, mereka mencoba menunjukkan aksi dengan kemungkinan nyawa terenggut.”

            Bukan hanya dalam soal mengendarai motor, tapi juga dalam realitas hidup bersama, pun dalam soa cara beriman kita; Sebagian orang selalu menampilkan diri sebagai yang baik, yang kudus, yang rajin, yang cantik, yang pintar, dan macam ragam lainnya. Tentunya, kita pun tidak dengan mudahnya menghakimi tindakan mereka sebagai sesuatu yang negatif, karena tentunya motivasi setiap orang berbeda. Hanya Tuhan dan dirinya sajalah yang mengetahui mengapa ia berbuat atau mengatakan sesuatu. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah “bagaimana kita jujur terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terlebih terhadap Tuhan.” Menunjukkan keahlian dan kebolehan untuk hal penting dan baik tentunya akan menjadi sesuatu yang membanggakan, tetapi bila cuma sekedar untuk menunjukkan bahwa kita lebih dari yang lain, mengatakan bahwa orang lain tidak bisa dan hanya aku saja, maka baiklah ini pun sebuah dosa yang harus kita renungkan dan akui demi sebuah pertobatan batin di masa yang penuh rahmat ini.

            Inilah yang aku selalu yakini dan ingin kubagikan kepadamu sebagai saudaraku bahwa kita belum terlambat untuk melakukan sebuah pertobatan. Sungguh, kita belum terlambat untuk memperbaiki segala yang salah bahkan telah membuat kita melakukan dosa di masa lalu. Benarlah kata orang; “Jangan terlalu pikirkan tentang masa lampaumu karena ia telah berlalu. Jangan juga terlalu cemas akan masa depanmu karena ia belum mendatangimu. Apa yang terbaik dan harus  Anda lalukan saat ini adalah sadarlah akan apa yang ada disekitarmu saat ini, nikmatilah dan bagilah kepada orang lain secara bijak.” Inilah “kekuatan masa sekarang” (The power of now) Meskipun demikian hal yang lebih penting adalah lakukan semuanya dalam nama dan sesuai dengan kehendak Allah.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,


***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Follow Us