Rabu, 07 September 2011

Renungan Malam: "BELAJAR MENJADI BIJAK: KALAU ANDA BISA MEMBERI BIJI, KENAPA MUSTI DENGAN KULIT?



Tentang durian pasti bisa diceritakan banyak hal tentangnya. Akan tetapi malam ini saya hanya mau mengatakan kepadamu sebagai saudaraku; "KRITIK" selalu terberi bagaikan Anda melemparkan buah durian yang berduri kepada orang lain (saudara dan sahabat kenalanmu). Sedangkan "MENCINTAI" bagaikan Anda sedang memberi BIJI durian setelah dikeluarkan kulitnya. Motivasi kritik yang jahat (merendahkan orang) bagaikan MELEMPARKAN buah durian yang berduri kepada orang lain. Sedangkan kritik yang membangun bagaikan MEMBERI buah durian kepada orang lain dan sekaligus MEMBERITAHUKAN bagaimana cara membuka kulit yang berduri sehingga jari-jari Anda tidak akan tertusuk.

Hanya mau mengatakan bahwa "baik memberi durian dengan kulitnya maupun langsung biji manisnya," tentu membutuhkan kebijakan hati dan pikiran terhadap kepada siapa, kapan dan dimanakah durian itu diberikan. Dalam konteks ini perlu diperhatikan; kadang orang lain langsung membutuhkan biji manisnya; Kalau memang Anda bisa memberi biji kepadanya, kenapa musti dengan kulit? Demikian pun sebaliknya, kadang kita harus memberi kulitnya dan membiarkan mereka yang menerima membukanya sendiri untuk menemukan biji manisnya. Lagi, kebijakan hati dan pikiran diperlukan. Akan tetapi, ingat...bau harum durian (kebaikan dan kesalahan teman) sangat tajam sehingga pasti banyak orang bisa menciumnya (Silakan memaknainya)

Di atas segalanya, berilah dan terimalah buah durian itu dalam suasana persaudaraan dalam Kristus, Tuhan kita.

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Follow Us